Coretan Gus Usamah “Refleksi Bulan Syawal”

REFLEKSI BULAN SYAWAL

Oleh: Usamah ZahidS

Read More

aya tidak terlalu suka menggunakan istilah pribumi – non pribumi, terdengar berbau kolonialisme dan terkesan sangat feodalistik, sebagaimana istilah mayoritas versus minoritas, konsep tetsebut mengandaikan yang satu seolah olah menjadi sub ordinasi atas lainnya.

Mungkin karena selama ini penggunaan istilah tersebut seringkali digunakan tidak secara tepat, seakan akan dua hal tersebut harus diposisikan secara kontradiktif, vis a vis dan selalu berhadap hadapan dalam berbagai hal, terutama sekali dalam memperebutkan relasi kuasa dan politik, tanpa ada celah untuk disatukan.

Mungkin juga hal ini disebabkan oleh adanya sebagian dari masing masing pihak, baik pribumi maupun non pribumi yang bersikap berlebihan dan arogan sehingga memunculkan sikap perlawanan dari pihak lainnya.

Padahal pribumi yang secara sederhana dapat dimaknai sebagai penduduk asli dapat saja bersatu dan bersinergi dengan non pribumi untuk sama sama mbangun dan memajukan wilayah yang ditinggali bersama.

Memang tidak mudah, karena dibutuhkan kedewasaan dari dua pihak tersebut untuk saling menahan diri dalam bersikap dan menurunkan ego masing-masing, meskipun nampaknya mustahil dilakukan dalam waktu dekat, tapi dengan proses yang sedang berjalan saat ini dan naiknya kesadaran akan pentingnya persatuan bersama, serta tingkat pendidikan yang semakin tinggi, saya pikir ini merupakan suatu keniscayaan di masa yang akan datang.

Kita tentu akan senang jika diri kita maupun keluarga kita dapat hidup dengan tentram, beribadah dengan damai, bekerja dengan nyaman dan seterusnya, namun hal itu akan menjadi kontra produktif dan omong kosong semata jika semua harapan yang hendak kita ciptakan tersebut justru dihancurkan oleh perilaku kita sendiri dengan mengganggu maupun merusak kedamaian dan ketentraman orang lain, baik dalam kehidupan, pekerjaan maupun ibadah serta keyakinannya.

Saya membayangkan sebuah kondisi hubungan yang ideal dari semua pihak yang saat ini seringkali terlibat dalam konflik dan perselisihan yang bersumber dari perbedaan asal muasal seseorang, karena toh semuanya akan sama saja ketika dihadapkan pada sang Pencipta.

Mari kita buang sejauh mungkin sikap merasa lebih baik, lebih mulia dan lebih berhak dari orang lain, kita kedepankan sikap husnudzon dan saling menghormati, selain baik kebaikan lingkungan lita, juga baik pula untuk kesehatan jiwa kita.

Maka mumpung masih bulan syawal dan masih dalam suasana saling memaafkan serta halal bi halal yang masih kita rasakan saat ini, saya pikir ini moment yang cukup tepat bagi kita semua untuk meletakan fondasi baru bagi kita untuk sama sama membangun lingkungan, bangsa maupun agama kita dengan jalinan ukhuwwah, kasih sayang dan kebersamaan yang ada.

Perbedaan pasti ada, tapi mari kita jadikan segala perbedaan tersebut sebagai hiasan yang memperindah bangunan yang sedang kita tinggali, sehingga menjadi rumah yang nyaman bagi siapapun yang tinggal disana.

Taqabbalallahu minna wa minkum

Semoga semua amal kita diterima Allah SWT.

Mohon maaf atas segala salah dan khilaf.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *