nubekasi.or.id – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), menegaskan pentingnya konsolidasi dan penguatan sistem kaderisasi dalam tubuh Nahdlatul Ulama. Hal tersebut disampaikannya saat membuka kegiatan Pendidikan Menengah Kepemimpinan Nahdlatul Ulama (PMKNU) angkatan pertama yang diselenggarakan oleh PCNU Kabupaten Bekasi di Pondok Pesantren Nurul Huda Setu, Rabu (15/10/2025).
Program kaderisasi lanjutan ini berlangsung selama empat hari, dari 15–18 Oktober 2025, dan diikuti puluhan peserta dari unsur PCNU serta perwakilan MWCNU se-Kabupaten Bekasi. Kegiatan ini menghadirkan para tokoh nasional NU sebagai instruktur dan narasumber yang ditugaskan langsung oleh PBNU.
Sebagai landasan kegiatan, PBNU menerbitkan Surat Tugas Nomor: 4587/PB.01/A.II.06.08/99/10/2025, yang menugaskan sejumlah tokoh untuk menjadi instruktur dan narasumber PMKNU Kabupaten Bekasi, yaitu :
- Prof. Dr. KH. Moh. Nuh, DEA.
- KH. M. Cholil Nafis, Lc., PhD.
- KH. Aunullah Ala Habib, Lc.
- Dr. KH. Amin Said Husni, M.Si.
- KH. Masyhuri Malik
- Dr. KH. Miftah Faqih, MA., M.Hum.
- Dr. H. Muhammad Faesal, MH., M.Pd.
- H. Ahmad Syarif Munawi, ME., M.Sc.
- Dr. H. Basnang Said, M.Ag.
- Drs. Agus Muhammad
- Dr. H. Heri Kuswara
- Dr. H. Arief Adi Wibowo, M.Si.
- Dr. Hj. Ifa Faizah Rohmah, M.Pd.
- Ir. H. MH. Bahaudin, S.Pd.I.
- H. Abdul Mu’in, M.Pd.
- H. Ayi Nurdin, SHI., MHI.
- Akes Damianto, S.Pi. (Tim Asistensi)
- Imam Sapei (Admin PCNU).
Dalam sambutannya, Gus Yahya menyampaikan bahwa dengan jumlah jamaah NU yang mencapai lebih dari 130 juta, organisasi ini harus dikelola secara sistematis melalui kaderisasi berjenjang dan terpadu dari tingkat PD PKPNU hingga AKNU. Menurutnya, sistem digitalisasi organisasi yang teratur menjadi kebutuhan utama agar NU mampu menjaga kekokohan dan adaptif terhadap perkembangan zaman.
“Kekuatan NU justru sering dianggap ancaman oleh sebagian pihak. Karena itu, kita harus memperkuat internal dengan kaderisasi yang solid dan pengelolaan digital yang tertib,” tegas Gus Yahya.
Ia menambahkan, PMKNU merupakan jawaban atas tantangan zaman untuk melahirkan kader NU yang tidak hanya militan, tetapi juga terampil menghadapi isu-isu kontemporer dan kompleks di era global. Dengan demikian, NU akan terus relevan dan berperan aktif dalam masyarakat dunia tanpa meninggalkan akar tradisi keislaman dan kebangsaan.
Sementara itu, Ketua PCNU Kabupaten Bekasi, KH Atok Romli Musthofa (Gus Atok), menyampaikan rasa syukurnya karena Bekasi mendapat kepercayaan menjadi tuan rumah angkatan pertama PMKNU. Ia menyebut kegiatan ini sebagai langkah strategis dalam menyiapkan generasi pemimpin NU masa depan.
“Alhamdulillah, kami bersyukur bisa menyelenggarakan agenda utama PBNU ini. Terima kasih kepada para kiai dan instruktur nasional yang hadir untuk mendampingi peserta,” ujar Gus Atok.
Menurutnya, kaderisasi adalah urat nadi organisasi NU. Tanpa sistem yang berjenjang, sistematis, dan terarah, NU akan kesulitan menyiapkan generasi penerus yang memiliki visi keumatan, kepemimpinan, serta militansi menjaga tradisi Ahlussunnah wal Jamaah.
“Kaderisasi adalah investasi jangka panjang NU. Dari sinilah lahir pemimpin-pemimpin yang siap mengabdi di berbagai tingkatan, dari desa hingga nasional, dengan tetap menjaga nilai keislaman dan kebangsaan,” tegasnya.
Dengan semangat kaderisasi berkelanjutan, PCNU Bekasi berkomitmen untuk melahirkan kader yang tangguh, adaptif, dan berintegritas, demi menjaga marwah Nahdlatul Ulama di tengah tantangan globalisasi dan era digital.
#NU #NahdlatulUlama #PBNU #PCNUBekasi #PMKNU #GusYahya #GusAtok #KaderisasiNU #PondokPesantren #PesantrenNurulHudaSetu #AhlussunnahWalJamaah #IslamNusantara #KaderMudaNU #PemimpinNU #DigitalisasiNU #Keumatan #Kebangsaan #NUBekasi #KegiatanNU #SahabatEduDigital #PMKNUBekasi