Khutbah I:
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَوْضَحَ لَنَا شَرَائِعَ دِينِهِ وَمَنَّ عَلَيْنَا بِتَنْزِيلِ كِتَابِهِ وَأَمَدَّنَا بِسُنَّةِ رَسُولِهِ، فَلِلَّهِ الْحَمْدُ عَلَى مَا أَنْعَمَ بِهِ مِنْ هِدَايَتِهِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى خَيْرِ الْإِنْسَانِ مُبَيِّنًا عَلَى رِسَالَةِ الرَّحْمَنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ الْمَحْبُوْبِيْنَ جَمِيْعًا وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مُوْقِنٍ بِتَوْحِيْدِهِ، مُسْتَجِيْرٍ بِحَسَنِ تَأْيِيْدِهِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّداً عَبْدُهُ الْمُصْطَفَى، وَأَمِيْنُهُ الْمُجْتَبَي وَرَسُوْلُهُ الْمَبْعُوْثُ إِلَى كَافَةِ الْوَرَى. أَمَّا بَعْدُ:
فَيَاعِبَادَ اللهِ اِتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ.
وَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ : بسم الله الرحمن الرحيم، وَالْعَصْرِ إِنَّ الإنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِلا الَّذِینَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ.
Hadirin sidang Jum’at rahimakumullah…
Menjalankan perintah Allah juga menjauhi larangannya adalah kewajiban bagi setiap muslim, taqwa tidak akan maksimal kalau tidak didukung oleh kesehatan dan luangnya waktu, namun banyak sekali di antara kita melalaikan kesehatan dan luangnya waktu, padahal 2 hal ini merupakan nikmat yang luar biasa dari Allah untuk hamba hambanya.
Rasulullah pernah mengabarkan bahwa kesehatan dan waktu luang merupakan nikmat yang sering kali dilupakan oleh manusia, pada akhirnya mereka merugi karena keduanya.
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ.
“Banyak manusia merugi karena dua nikmat, yakni kesehatan dan waktu luang.” (HR al-Bukhārī)
Ma’asyirol muslimin rahimakumullah…
Kesadaran atas kesehatan merupakan tanda orang yang terpilih untuk mensyukuri nikmat Allah, sebaliknya tidak peduli dengan kesehatan merupakan tanda bagi orang-orang yang merugi. Orang yang menjaga kesehatan akan selalu berpikir positif karena jiwa yang sehat berada pada tubuh yang sehat pula.
Khusus menjaga kesehatan jiwa atau mental, Allah SWT telah menjelaskan dalam surat Yunus ayat 57:
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاۤءَتْكُمْ مَّوْعِظَةٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَشِفَاۤءٌ لِّمَا فِى الصُّدُوْرِۙ وَهُدًى وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ
“Wahai manusia, sungguh telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur’an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi sesuatu (penyakit) yang terdapat dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang mukmin.”
Syekh Nawawi al-Bantani menjelaskan dalam kitab tafsirnya Marah Labid bahwa lafaz syifa’ dalam ayat tersebut adalah isyarat bahwa Al-Qur’an adalah obat bagi bathin (hati) dari akidah-akidah yang sesat juga dari akhlak yang buruk.
Ma’asyirol muslimin rahimakumullah…
Sampai sini bisa kita fahami bahwa penyakit hati, penyakit mental atau jiwa berasal dari buruknya akhlak batin.
Ada 3 hal yang harus dihindari oleh hati menurut Imam Ghozali dalam kitabnya Bidayatul Hidayah:
Yang pertama ialah hasad (iri dengki), orang yang iri adalah orang yang perasaannya tidak senang atau keinginan untuk memiliki sesuatu yang dimiliki orang lain.
Oleh karenanya, Nabi Muhammad SAW bersabda:
الحَسَدُ يَأْكُلُ الحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُالحَطَبَ. رواه ابن ماجة.
Artinya: “Sesungguhnya hasad (iri dengki) itu memakan kebaikan-kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.”
Lalu orang yang iri sesungguhnya ia adalah orang yang tersiksa batinnya karena di dunia ini tidak mungkin tidak ada orang yang tidak diberi nikmat oleh Allah SWT, dan orang iri pasti akan tersiksa melihat orang lain mendapat kenikmatan.
Yang kedua adalah riya’ (pamer). Riya’ adalah perbuatan memperlihatkan sesuatu, baik benda atau perbuatan baik, dengan tujuan agar dilihat oleh orang lain untuk mendapat pujian.
Riya’ juga merupakan syirkul khofiy yang artinya seorang yang riya’ adalah orang yang beramal karena bertujuan untuk mendapat pujian dan dilihat oleh orang lain, tidak ada Allah dalam hati orang yang riya’.
Dijelaskan dalam kitab Tanbihul Ghofilin:
وَإِنَّ الْمُرَائِيَ يُنَادَى عَلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى رُءُوسِ الْخَلَائِقِ بِأَرْبَعَةِ أَسْمَاءَ: يَا كَافِرُ يَا فَاجِرُ يَا غَادِرُ يَا خَاسِرُ ضَلَّ عَمَلُك وَبَطَلَ أَجْرُك فَلَا خَلَاقَ» أَيْ نَصِيبَ «لَك الْيَوْمَ فَالْتَمِسْ أَجْرَك مِمَّنْ كُنْتَ لَهُ تَعْمَلُ يَا مُخَادِعُ».
“Nanti orang yang riya’ akan dipanggil di hari kiamat dengan 4 nama: ya kafir, ya fajir, ya ghodir, ya khosir sungguh tersesat amal kalian, habis sudah bagian (pahala) kalian saat ini, mintalah ganjaran pada orang yang kalian beramal karenanya.”
Yang ketiga adalah ujub, sombong, yang memiliki arti sikap berbangga diri dengan menganggap diri sendiri lebih hebat dan benar daripada orang lain. Terkait hal ini Baginda Nabi telah memberi ancaman berat bagi para orang yang sombong:
لاَ يَدْخُلُ الجَنَّةَ مَن كَانَ في قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِن كِبْرٍ.
“Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada seberat biji sawi dari kesombongan.” (HR. Muslim).
Hadirin sidang Jum’at rahimakumullah…
Inilah tiga penyakit hati yang sangat berbahaya. Tiga hal ini merupakan induk dari keburukan hati yang harus di hindari oleh setiap orang muslim agar kesehatan mentalnya terjaga.
Dari mulai hasad, sebab hasad dapat mendatangkan kemudharatan terhadap jasmani dan rohani, serta menjadi alasan utama terjadinya perpecahan dan perselisihan. Orang yang hasad akan selalu resah, bimbang dan sakit hati karena orang di sekelilingnya mendapat nikmat, hal ini akan sangat mempengaruhi kejiwaan.
Lalu riya’ juga akan berdampak negatif bagi mental, seperti merasa gelisah saat melakukan amal kebaikan, tidak terima ketika amalnya tidak mendapat pujian juga membuat orang kurang simpati terhadap orang yang riya’ (pamer).
Orang yang riya’ juga akan merasakan gelisah karena ketika ia beramal dan tidak mendapatkan sambutan yang baik dia akan menyesal, selalu berburuk sangka dan membuat kejiwaan terganggu.
Yang terakhir sombong, ujub. Orang yang takabur akan kehilangan dukungan sosial, sulit bekerja sama, dan merusak pergaulan. Takabur juga dapat memicu perpecahan, konflik, dan ketidakadilan.
Orang yang sombong juga akan selalu di hinggapi rasa sakit hati, ketika orang lain lebih hebat, lebih mulia dan lain sebagainya. Hal inilah yang akan memicu kejiwaan orang yang sombong terganggu, jiwanya resah gelisah.
Na’udzubillah…
Hadirin sidang Jum’at rahimakumullah…
Salah satu kiat yang paling ampuh untuk menjaga mental kita adalah dengan berdzikir.
Orang yang memiliki masalah gangguan mental biasanya tidak tenang dalam menjalani kehidupan. Terlalu banyak memikirkan masalah secara terus-menerus bisa membuat stres dan mengantarkan pelakunya kepada masalah serius, misalnya depresi.
Untuk menghindarinya, maka dianjurkan untuk mengelola segala bentuk pikiran dan menggantinya dengan berzikir kepada Allah swt. Dengan berzikir, hati manusia dapat merasakan ketenangan. Sebagaimana firman Allah swt dalam Al-Qur’an:
اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ
Artinya: “Ingatlah, bahwa hanya dengan mengingat Allah hati akan selalu tenteram.” (QS. Ar-Ra’d [13]: 28)
Al-Mawardi dalam kitab tafsirnya, An-Nukat wa al-‘Uyun menjelaskan ada 3 cara untuk mencapai ketenangan saat mengingat Allah swt., yaitu berusaha taat kepada-Nya, melakukan amal kebaikan atau mengharapkan pahala-Nya,dan mengingat janji-janji-Nya di akhirat, berupa kenikmatan jika beramal saleh di dunia. (Al-Mawardi (2010). An-Naktu wa al-‘Uyun. Beirut: Darul Kutub al-Ilmiyah, juz 3 halaman 110)
Hadirin sidang jum’at rahimakumullah…
Semoga sedikit uraian ini bermanfaat untuk kita semua. Mari kita kenali sifat-sifat tercela pada diri kita agar kita bisa menghindarinya demi menjaga mental baik dalam jiwa. Semoga Allah selalu menjaga kesehatan zahir batin kita.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ الْكَرِيْم، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah II:
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا، أَمَّا بَعْدُ. فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ، اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عظيم، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ.
فقَالَ تَعاَلَى: إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى، يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَأَعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَاللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُبِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ.
Download Naskah Khutbah Jum’at: Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental