Namanya adalah Thio bun cai, namun Julukannya luar biasa, mampu membuat bergidik bulu roma, “Lamhai Lomo” yang artinya Iblis dari selatan, keren kan?!
Ia adalah seorang bajak laut yang sangat ditakuti, wilayah kekuasaannya membentang dari kung kang (Palembang) hingga wilayah selat malaka, sebagai penjahat kawakan, ia bersama gerombolannya secara istiqomah berbuat kerusakan diatas lautan, kekejaman dan kesadisannya sudah sangat kondang, sehingga para saudagar yang hendak melewati perairan yang menjadi kekuasaannya harus sangat berhati2 jika tidak ingin di rampok dan dibajak olehnya. Sikapnya yang tak kenal ampun membuat ia sangat ditakuti, dan apabila ia telah mendapatkan korban, maka ia akan mengambil semua harta korban bahkan tak segan menghabisi nyawa korbannya…..
Tapi itu adalah cerita masa lalunya, sebelum ia berjumpa seseorang yang merubah total kehidupannya, perjumpaannya dengan seorang Wali membuatnya bertaubat dari segala bentuk kejahatan yang selama ini digelutinya, sungguh ia telah bertaubat dengan “Taubatan Nasuha”.
Bahkan namanyapun ia ganti menjadi “Nasuha”, agar ia selalu dapat mengingat dan menyesali perbuatan jahatnya dahuulu, ia pun telah berangkat ke Makkah guna menunaikan rukun Islam yang ke-5, sehingga gelar Haji pun ia sematkan dibelakang namanya menjadi Haji Nasuha.
Kini hidupnya telah berubah, jika dahulu ia seorang perampok laknat yang menyusahkan orang lain, kini justru banyak menolong dan membantu sesama, jika dulu hidupnya penuh dosa dan maksiat, sekarang ia isi hidupnya dengan banyak beribadah dan sholat, pokoknya berubah 180 derajat dari sebelumnya,.
Mungkin anda penasaran, bagaimana seorang bajak laut yang sangat terkenal kejam dan penjahat sadis tiba tiba bisa berubah total dan menjadi orang baik bahkan saleh? Itu semua tak lepas dari pertemuannya dengan Syaikh Ibrahim As Samarkandy.
Saat itu Syaikh ibrahim sedang menuju Palembang untuk melakukan syi’ar agama atas undangan Adipati Palembang Ario Damar. Di tengah perjalanan, kapal yang ditumpangi oleh Syaikh Ibrahim tiba2 dicegat dan dirampok oleh gerombolan Lamhai Lomo, para perompak terlatih itu bergerak dengan sangat cepat menaiki kapal korbannya dan menguras seluruh harta benda penumpang kapal, tak luput Syaikh Ibrohim pun dilucuti semua hartanya, iapun serahkan semua yang yang ia miliki tanpa sedikitpun memberikan perlawanan.
Ditengah ketegangan dan kepanikan atas terjadinya perampokan tersebut entah bagaimana mulanya, tiba2 ada seorang anak yang tercebur ke laut, tak ayal orang tua dari si anak tersebut menjerit2 minta bantuan, namun semua diam tak bergerak, para perompak malah tertawa terbahak2 melihat kejadian tersebut, bagi mereka melihat seorang menderita iadalah hiburan yang mengasyikkan dan menyenangkan.
Dalam situasi genting tetsebut, tiba2 ada seorang pria yang melayang terbang turun kelaut, ia jejakkan kakinya diatas permukaan air laut dengan ringan, seolah2 itu adalah tanah darat, ia berjalan menelusuri permukaan laut tersebut tanpa tenggelam sambil matanya tak lepas melihat kebawah mencari dimana gerangan si bocah tadi jatuh, tak lama kemudian tubuhnya tiba2 masuk kedalam air seperti tersedot kedalam lautan dan sejurus kemudian ia muncul kembali kepermukaan, sambil membopong tubuh si bocah yang nampaknya masih hidup, ia pun kembali melayang terbang keatas kapal dan menyerahkan bocah tersebut kepada orang tuanya, melihat kejadian yang sangat aneh tersebut “Lamhai Lomo” tertegun, ia sangat takjub dan kagum, iapun berfikir ternyata di atas kapal ini ada seseorang yang sangat sakti mandraguna yang sangat rendah hati, yang tidak melawan ketika hartanya dilucuti, padahal ia dapat gunakan kesaktiannya untuk membela diri dan bahkan dengan mudah mengalahkannya.
Seolah mendapatkan sambaran hidayah, seketika itu juga niatnya utk merampok punia urungkan, bahkan ia perintahkan anak buahnya utk mengembalikan harta rampasannya dan diserahkan kpd pemiliiknya masing2, saat itu juga ia bubarkan kelompok bajak lautnya dan menyuruh anak buahnya pulang dan mengancam agar tidak melakukan perampokan lagi. Ia sendiri kemudian bertaubat dan memohon agar diterima sebagai murid laki2 tersebut, sejak saat itu ia selalu mengikuti kemanapun perginya laki2 sakti tadi yang tak lain adalah Syaikh Ibrahim As Samarkandy, ia belajar darinya dan mencontoh perilakunya, meneladani budi pekertinya akhirnya ia pun benar benar hanyut dalam ajaran Islam dan bersyahadat tanpa paksaan, ia masuk Islam karena ia melihat keagungan Islam, ia masuk Islam karena ia merasakan kasih sayang dalam agama islam, ia masuk Islam karena ia memahami intisari ajaran Islam.
Itulah Islam yang sesungguhnya, Islam yang penuh rahmat yang telah diajarkan dan diwariskan oleh para wali dan dilanjutkan oleh para kyai, Islam yang menebarkan kasih sayang bukan kebencian, Islam yang merangkul bukan memukul, Islam yang ramah bukan marah, Islam yang menghormati bukan mencaci maki.
————- Sekian ————